Rasulullah ﷺ bersabda, "Satu hari yang dilalui penguasa yang adil lebih utama dari ibadah 60 tahun, dan satu had yang ditegakkan di bumi sesuai haknya lebih baik di dalamnya dari hujan selama 40 tahun."
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ : يَوْمٌ مِنْ إِمَامٍ عَادِلٍ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ سِتِّينَ سَنَةً ، وَحَدٌّ يُقَامُ فِي الْأَرْضِ بِحَقِّهِ أَزْكَى فِيهَا مِنْ مَطَرِ أَرْبَعِينَ عَامًا .
TAKHRIJ HADITS
Dikeluarkan oleh ath-Thabraniy dalam al-Mu'jam al-Kabir (11/337) - Bab al-'Ain - No. 11932 ; dari al-Abbas bin Al-Fadhl al-Asfathiy, dari Ahmad bin Yunus, dari Sa'id Abu Ghaylan asy-Syaubaniy, dari Affan bin Jubair ath-Tha'iy, dari Abu Hariz al-Azdiy, dari Ikrimah, dari Ibn Abbas, dari Nabi ﷺ .
KEDUDUKAN HADITS
1️⃣ al-'Abbas, dinilai صدوق حسن الحديث oleh adz-Dzahabiy, mengambil riwayat dari Ahmad bin Yunus, dan darinya ath-Thabraniy (Tarikh al-Islam, 6/761).
2️⃣ Ahmad, dinilai ثقة حافظ oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 93), dan شيخ الإسلام oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 2/24).
3️⃣ Sa'id, menurut al-Haitsami ﻟﻢ ﺃﻋﺮﻓﻪ pada riwayat 9002, kemudian pada no. 17632 beliau mengatakan
ﻭﺛﻘﻪ ﺃﺑﻮ ﺯﺭﻋﺔ، ﻭاﺑﻦ ﺣﺒﺎﻥ، ﻭﻓﻴﻪ ﺿﻌﻒ
"Abu Zur'ah dan Ibn Hibban menilainya ثقة , padanya ada kelemahan" (Majma' az-Zawaid, 5/197 dan 10/216).
Dengan ini, maka ketidaktahuan tentang Sa'id bin Thalib Abu Ghaylan telah gugur. Ibn Hibban mencantumkan dalam ats-Tsiqat (8/283). Penilaian لا بأس به oleh Abu Zur'ah, dan شيخ صالح oleh Abu Hatim (al-Jarh wa at-Ta'dil, 4/87-88). Penilaian فيه ضعف terkait catatan Abu Hatim :
في حديثه صنعة
adz-Dzahabiy menilai لينه أبو حاتم قليلا dengan dasar :
(a) لين berdasarkan catatan Abu Hatim, dan
(b) قليلا ialah menggabungkan antara catatan tersebut dan penilaian ta'dil Abu Zur'ah, Ibn Hibban dan Abu Hatim sendiri dengan شيخ صالح. Ungkapan شيخ yang diikuti dengan صالح di sisi Abu Hatim jadi indikasi (قرينة) yang terkategori
الدلالة على الحسن
"penunjukkan pada tingkat hasan"
4️⃣ Affan, disebutkan dalam Tarikh al-Kabir (7/72) oleh al-Bukhariy, dan Ibn Abi Hatim dalam al-Jarh wa-Ta'dil (7/30). Ibn Hibban mencantumkannya dalam ats-Tsiqat (8/521).
Dalam al-Ausath (4765), disebutkan
نا عفان بن جبير الطائي عن عكرمة عن ابن عباس
"dari Affan bin Jubair dari Ikrimah dari Ibn Abbas"
Pada jalur ini, tidak disebutkan perawi antara Affan dan Ikrimah. Adapun dalam sunan Baihaqiy (8/162) disebutkan
أبو جرير أو حريز الأزدي
"Abu Jarir atau Hariz al-Azdiy"
yang dimaksud ialah Abu Hariz al-Azdiy Abdullah bin al-Husain Qadhiy Sijistan yang diketahui sebagai perantara antara Affan dengan Ikrimah.
5️⃣ Abu Hariz, thabaqat 7, dinilai صدوق يخطئ oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 500), dan صالح الحديث oleh adz-Dzahabiy (Tarikh al-Islam, 3/676).
6️⃣ Ikrimah, thabaqat 3, dinilai ثقة ثبت oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 687), dan ثبت oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 3/433).
7️⃣ Ibn Abbas, sahabat Nabi ﷺ yang digelari lautan ilmu. Dan Umar berkata,
ﻟﻮ ﺃﺩﺭﻙ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﺃﺳﻨﺎﻧﻨﺎ ﻣﺎ ﻋﺸﺮﻩ ﻣﻨﺎ ﺃﺣﺪ
"Seandainya Ibnu Abbas menyamai usia kami, maka tak seorangpun dari kami yang menandinginya, walau hanya sepersepuluh ilmunya." (at-Taqrib, 309)
Isnad hadits ini hasan, Abu Ghaylan شيخ صالح dan Abu Hariz صدوق يخطئ. al-Mundziri menilai isnad hadits ini hasan (at-Targhib wa at-Tarhib, 3/167) . asy-Syaukaniy,
أخرج الطبراني في الكبير والأوسط بإسناد حسن من حديث ابن عباس
"dikeluarkan ath-Thabraniy dalam al-Kabir dan al-Ausath dengan isnad hasan dari hadits Ibn Abbas" (al-Fath ar-Rabbaniy, 5421).
CATATAN PELAJARAN
1️⃣ Hujjatul Islam al-Ghazaliy,
ﺃﻣﺎ اﻟﺨﻼﻓﺔ ﻭاﻹﻣﺎﺭﺓ ﻓﻬﻲ ﻣﻦ ﺃﻓﻀﻞ اﻟﻌﺒﺎﺩاﺕ ﺇﺫا ﻛﺎﻥ ﺫﻟﻚ ﻣﻊ اﻟﻌﺪﻝ ﻭاﻹﺧﻼﺹ
"adapun Khilafah dan Imarah maka termasuk ibadah yang paling utama apabila disertai keadilan dan keikhlasan" (Ihya Ulumiddin, 3/324)
Kata عادل ialah isim fail dari عدل, dan عادل yakni aktor yang berbuat adil dan tidak berlaku zhalim ( العدل وعدم الظلم ). Berbuat adil sendiri ialah
اﻻﺳﺘﻘﺎﻣﺔ ﻋﻠﻰ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﺤﻖ ﺑﺎﻻﺟﺘﻨﺎﺏ ﻋﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﺤﻈﻮﺭ ﺩﻳﻨﺎ.
"tegak lurus dan konsisten di jalan yang benar dengan senantiasa menjauhi semua perkara yang dilarang din Islam" (at-Ta'rifat, 147).
Sifat adil merupakan salah satu syarat dari beberapa syarat wajib (شروط الانعقاد) untuk pengangkatan seorang khalifah (Ajhizah ad-Daulah al-Khilafah, 24).
Berlaku ikhlas ialah الذي مخص دينه ونقاه "orang yang membersihkan dan memurnikan din nya", yaitu memurnikan hati dan amalnya dari sebab-sebab kerusakan iman, amal dan ihsan.
Penguasa wajib berlaku ikhlas dalam kekuasaan dan pemerintahannya, yaitu memurnikan kedaulatan dan tabanni hukum secara mutlak hanya milik syara', tidak menetapkan hukum sebelum datang penjelasan syara', dan akalnya atau akal orang-orang yang membersamainya dalam pemerintahan tidak dijadikan sumber hukum. al-Amidiy asy-Syafi'iy,
الحاكم هو الله تعالى، ولا حاكم سواه ... وأنه لا حكم قبل ورود الشرع.
"Pembuat hukum ialah Allah تعالى, tiada yang lain selain-Nya ... dan tiada hukum sebelum datang syara" (Muntaha as-Sual fi Ilmi al-Ushul, 23).
2️⃣ Ungkapan
يَوْمٌ مِنْ إِمَامٍ عَادِلٍ أَفْضَلُ مِنْ عِبَادَةِ سِتِّينَ سَنَةً
merupakan redaksi berita (جملة خبرية) yang berfaedah حمل المخاطب للتصديق "mendorong pihak yang diseru untuk membenarkan", biasa digunakan penyeru kepada pihak yang tidak suka mendustainya. Sehingga, dari sisi tekstual (manthuq) ungkapan ini termasuk tuntutan untuk melakukan sesuatu.
Dalam hal ini, Nabi ﷺ menyampaikan pesan politik kepada orang-orang beriman yang tidak mendustai Beliau ﷺ, sehingga mereka dengan dorongan keimanan akan membenarkan dan mengerjakan tuntutan Beliau ﷺ untuk mewujudkan eksistensi penguasa yang adil (إمام عادل) dalam pemerintahan Islam.
Penguasa (إمام) yang adil ini diangkat dengan akad untuk menegakkan Islam, dipilih atas dasar ridha dan diangkat dengan penyerahan kekuasaan dari orang-orang beriman sebagaimana kaum Anshor membai'at Nabi ﷺ.
Keutamaan amal ini, sebagaimana penuturan al-Ghazaliy من أفضل العبادات "termasuk ibadah yang paling utama".
3️⃣ Ungkapan
حَدٌّ يُقَامُ فِي الْأَرْضِ بِحَقِّهِ أَزْكَى فِيهَا مِنْ مَطَرِ أَرْبَعِينَ عَامًا
juga termasuk rangkaian kalimat berita (جملة خبرية) yang berfaedah حمل المخاطب للتصديق. Sehingga, dari sisi tekstual (manthuq), ungkapan ini juga termasuk tuntutan untuk mengerjakan sesuatu.
Nabi ﷺ menyampaikan pesan hukum dan peradilan kepada orang-orang beriman yang sejatinya tidak mungkin mendustai Beliau ﷺ, sehingga mereka dengan dorongan keimanan akan membenarkan dan mengerjakan tuntutan Beliau ﷺ untuk menegakkan hudud dalam masyarakat yang hidup dalam naungan Islam.
Kata had (حد) bermakna
عقوبة مقدرة شرعا
"sanksi hukum yang ditetapkan oleh syara" (Mu'jam Lughah al-Fuqaha', 154).
Dalam Nizham al-'Uqubat (12) yang disepakati bahwa sanksinya termasuk hudud ialah (1) zina dan liwath (homoseksual dan lesbian); (2) al-qadzaf (menuduh zina orang lain); (3) minum khamr; (4) pencurian; (5) murtad; (6) hirabah atau bughat.
Penegakan hudud ialah penegakan hak Allah تعالى, tidak berlaku pemaafan dari hakim atau dari pendakwa. Tiada seorang pun yang berhak menggugurkan hudud dalam kondisi apapun.
Penegakan hudud ini lebih membersihkan dan mensucikan (أزكى) kehidupan masyarakat, bahkan lebih dari apa yang dilakukan air hujan terhadap permukaan bumi sekalipun hujan itu turun dalam waktu yang lama.
Berbeda dengan kehidupan masyarakat dalam sekularisme. Sanksi hukum yang dikreasikan oleh manusia tidak mampu menimbulkan efek jera, bahkan diduga hukum ini tajam untuk pihak tertentu, tapi tumpul bagi pihak lainnya. Berbagai tindak kejahatan terjadi dengan berbagai faktor pemicu diantaranya ekonomi, pergaulan bebas, dll. Baik oleh aparatur negara dan pegawainya, ataupun warga masyarakat. Menurut data, rata - rata tindak pidana mengalami kenaikan 1% tiap bulannya di tahun 2021. Semoga keluarga kaum muslimin dilindungi Allah تعالى dari berbagai kejahatan.
Nas'aluLlaaha an-nushrah, wabiLlaahi at-taufiq wa al-hidayah [ibn mukhtar]