REDAKSI HADITS
Ummu Salamah mengabarkan, para wanita di masa Nabi ﷺ bila telah mengucapkan salam dari shalatnya maka mereka berdiri dan pulang, sedangkan Nabi ﷺ dan para sahabat duduk. Apabila Nabi ﷺ berdiri maka mereka juga berdiri.
قَالَ ابْنُ شِهَابٍ، أَخْبَرَتْنِي هِنْدُ بِنْتُ الْحَارِثِ الْفِرَاسِيَّةُ ، أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ أَخْبَرَتْهَا، أَنَّ النِّسَاءَ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ كُنَّ إِذَا سَلَّمْنَ مِنَ الصَّلَاةِ قُمْنَ، وَثَبَتَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ، وَمَنْ صَلَّى مِنَ الرِّجَالِ مَا شَاءَ اللَّهُ، فَإِذَا قَامَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ قَامَ الرِّجَالُ.
TAKHRIJ HADITS
Dikeluarkan an-Nasa'iy dalam Sunannya (3/67) - Kitab asy-Syahwi, Jilsatul Imam Baina at-Taslim wa al-Inshiraf - no. 1333; dari Muhammad bin Salamah, dari Ibnu Wahb, dari Yunus, dari Ibnu Syihab, dari Hindun binti al-Harits, dari Ummu Salamah
KEDUDUKAN HADITS
1️⃣ Abu al-Harits, thabaqat 11, dinilai ثقة ثبت oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 849), dan فقيه إمام ثبت oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 2/175).
2️⃣ Ibn Wahb, thabaqat 9, dinilai ثقة حافظ عابد oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 556), dan
كان يتساهل في الأخذ، ولا بأس به
oleh an-Nasa'iy (Tahdzib at-Tahdzib, 6/74).
3️⃣ Yunus, thabaqat 7, dinilai ثقة oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 1100), dan أحد الأثبات oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 2/404).
4️⃣ Ibn Syihab, thabaqat 4, dinilai الفقيه الحافظ oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 896), dan أحد الأعلام oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 2/219).
5️⃣ Hindun, thabaqat 3, dinilai ثقة oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 1375), disebutkan dalam ats-Tsiqat Ibn Hibban (5/517) dikatakan meriwayatkan dari Ummu Salamah.
6️⃣ Ummu Salamah, termasuk salah seorang istri Nabi ﷺ.
Isnad hadits ini shahih.
KANDUNGAN HADITS
1️⃣ Hadits ini penting, inspirasi dalam pendidikan, salah satu cara Nabi ﷺ mendidik para sahabat melalui jalan menyaksikan perbuatan Beliau ﷺ agar meneladaninya (المشاهدة للأفعال والاقتداء بها). Beliau ﷺ ialah gambaran sempurna bagi manhaj kehidupan Islam (Manhaj at-Tarbawiyyah al-Islamiyyah, 220).
2️⃣ Hadits ini sunnah fi'liyyah Nabi ﷺ. Salah satu dari kumpulan nash syar'iy yang menunjukkan pengamalan Nabi ﷺ dalam memisahkan kaum pria dan wanita, pada kehidupan khusus maupun umum. Dan kumpulan ini (مجموعة من النصوص الشرعية المشتركة في معنى واحد) menunjukkan sekumpulan perbuatan Nabi ﷺ yang sharih (الأفعال النبوية الصريحة) tentang kewajiban pemisahan pria dan wanita dalam kehidupan Islam (Nizham al-Ijtima'iy fil Islam, 38-40).
3️⃣ Beliau ﷺ menunjukkan pengamalan, teladan, dan kesungguhan dalam menghindari campur baur antara wanita dan pria, sekalipun sedang di Masjid dalam rangka shalat berjamaah. Dikatakan
إِذَا سَلَّمْنَ مِنَ الصَّلَاةِ قُمْنَ، وَثَبَتَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ
kata ثبت di sini bermakna
قعد ﷺ في مكانه لاَ يَتَحرَّكُ
"Beliau ﷺ duduk di tempatnya, tidak bergerak"
dan ungkapan وَمَنْ صَلَّى مِنَ الرِّجَالِ مَا شَاءَ اللَّهُ menunjukkan para sahabat mengikuti amalan Beliau ﷺ, dengan مَن berfaedah umum, adapun مِن menjelaskan kata مَن yang ada sebelumnya (التبيين ما في سياقها). Sehingga setiap pria yang shalat berjamaah dengan Nabi ﷺ di masjid ikut duduk dan tidak bergerak, menunggu jamaah wanita keluar masjid menuju rumah masing-masing.
4️⃣ Dari hadits ini ada mafhum, bila di masjid shaff shalat dipisah, dan keluarnya jamaah wanita dipisah dari pria. Sementara masjid tempat suci dan ibadah yang terjaga. Maka lebih layak lagi memisah kehidupan pria dan wanita selain di masjid, baik dalam kehidupan umum, maupun khusus.
5️⃣ Pemisahan ini tidak berarti melarang interaksi pria dan wanita. Interaksi keduanya boleh terjadi dan telah dijelaskan dalam Syariat Islam (Nizham al-Ijtima'iy fil Islam, 38-40). Ini merupakan konsep hubungan dan interaksi yang membedakan masyarakat Islam dengan masyarakat yang dibentuk oleh sekularisme.
Konsep interaksi dalam sekularisme berdasarkan kebebasan yang menyuburkan hubungan di luar pernikahan, bahkan memandang legal hubungan mesra antar sesama jenis.
Semoga Allah تعالى melindungi keluarga-keluarga kaum muslimin, nas'aluLlaaha an-nushrah, wabiLlaahi at-taufiq wa al-hidayah [ibn mukhtar]