Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Tuesday, March 14, 2023

Erupsi Gunung Merapi


Terjadi awanpanas guguran di Merapi tanggal 11 Maret 2023 pukul 12.12 WIB ke arah Kali Bebeng/Krasak. 

Kejadian Erupsi Gunung Merapi (sumber : twitter)



Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya, berikut ini kondisi dari jarak 7 km dari puncak Gunung Merapi di alur Kali Bebeng dan Krasak.

Kondisi di alur Kali Bebeng (sumber : BPPTKG)

Kondisi Gunung Merapi terus dipantau, berikut kondisinya pada 14 Maret 05.55 WIB


Merapi pada 14 Maret 2023, pukul 05:55 WIB (sumber: Merapi Uncover)

Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah, ada tanda-tanda umum yang biasanya terjadi saat gunung akan meletus, yaitu:

1. Terjadinya gempa lokal 
Gempa lokal di sekitar gunung disebut sebagai gempa vulkanik. Jika muncul gempa di kawasan gunung berapi, maka warga harus segera waspada.

2. Binatang turun dari gunung
Binatang punya firasat jika merasakan getaran kecil di sekitar gunung, seperti monyet atau burung.

3. Meningkatnya suhu di sekitar gunung berapi berada
Suhu di sekitar lokasi gunung berapi akan meningkat. Bukan hanya di dekat gunung, akan tetapi jarak yang berkilometer jauhnya pun dapat terdampak suhu panas ini.  Semakin dekat menuju kawah gunung, maka suhu di sekitarnya semakin panas.

4. Mata air di sekitar gunung mengering
Masih berkaitan dengan nomor tiga, saat suhu panas meningkat karena tekanan cairan magma yang semakin tinggi, maka mata air juga ikut mengering.

5. Tumbuh-tumbuhan layu 
Tanaman di sekitar gunung berapi akan layu dan mati karena tidak kuat dengan suhu panas.


Catatan Sejarah

Menurut Andreastuti dkk gunung Merapi pada periode 3000 - 250 tahun yang lalu tercatat ± 33 kali letusan, dengan 7 diantaranya letusan besar. Dari data tersebut menunjukkan bahwa letusan besar terjadi sekali dalam 150-500 tahun (A detailed tephrostratigraphic framework at Merapi Volcano, Central Java, Indonesia: implications for eruption prediction and hazard assessment. Journal Volcanology Geothermal Resources, 2000 M).

Sementara menurut Newhal pada periode Merapi baru telah terjadi letusan besar di abad ke-19 (tahun 1768, 1822, 1849, 1872) dan di abad ke-20 yaitu 1930-1931. Erupsi abad ke-19 lebih besar dari letusan abad ke-20, dengan awanpanas mencapai 20 km dari puncak. Kemungkinan letusan besar terjadi sekali dalam 100 tahun (Volcano Warnings. Encyclopedia of volcanoes, 2000 M).

Sementara aktivitas Merapi pada abad ke-20 terjadi minimal 28 kali letusan, dimana letusan terbesar terjadi pada tahun 1931. Sudah ¾ abad tidak terjadi letusan besar (esdm.go.id).

Peta sebaran awanpanas G. Merapi yang terjadi sejak tahun 1911-2006 (sumber : esdm.go.id)


Letusan G. Merapi sejak abad ke-18. Pada abad ke-18 dan ke-19, umumnya relatif besar dibanding letusan pada abad ke-20, dan masa istirahatnya lebih panjang. (sumber : esdm.go.id)


Catatan Letusan Gunung Merapi pada tahun 2010

Pada tanggal 20 September 2010, Merapi dinaikkan statusnya menjadi 'Waspada' (Level II). Kenaikan ini  berdasarkan peningkatan aktivitas seismik, yaitu Gempa Fase Banyak dengan 38 kejadian per hari, Gempa Vulkanik 11 kejadian per hari, dan Gempa Guguran 3 kejadian per hari.

Pada 21 Oktober 2010 status dinaikkan jadi 'Siaga' (Level III). Ini berdasarkan peningkatan aktivitas seismik, yaitu Gempa Fase Banyak hingga 150 kejadian per hari, Gempa Vulkanik 17 kejadian per hari, dan Gempa Guguran 29 kejadian per hari, dan laju deformasi mencapai 17 cm per hari. Berdasarkan data-data yang ada menunjukkan bahwa aktivitas berpeluang lanjut ke letusan atau menuju keadaan yang bisa menimbulkan bencana.

Pada 25 Oktober 2010 status ditetapkan 'Awas' (Level IV), dengan kondisi akan segera meletus, atau keadaan kritis yang berpeluang menimbulkan bencana setiap saat. Seismisitasnya meningkat jadi 588 kejadian per hari Gempa Fase Banyak, 80 kejadian per hari Gempa Vulkanik, 194 kejadian per hari Gempa Guguran, dengan laju deformasi 42 cm per hari. Radius aman ditetapkan di luar 10 km dari puncak Merapi.

Pada 26 Oktober 2010 pukul 17:02 WIB terjadi letusan pertama. Letusan bersifat eksplosif disertai dengan awanpanas dan dentuman. Pada 3 November 2010 terjadi rentetan awanpanas yang di mulai pada pukul 11:11 WIB, pengukuran mini DOAS didapati terjadi peningkatan fluks SO2 mencapai 500 ton per hari. Pada pukul 16:05 WIB diteteapkan radius aman di luar 15 km dari puncak Merapi. 

Korban jiwa akibat erupsi G. Merapi 2010 sebanyak 347 Orang (BNPB). Korban terbanyak berada di Kabupaten Sleman yaitu 246 jiwa. Menyusul Kabupaten Magelang 52 jiwa, Klaten 29 jiwa, dan Boyolali 10 jiwa. Sedangkan pengungsi mencapai 410.388 Orang (BNPB).


Sikap

Diantara sikap menghadapi hal seperti ini ialah Itsar, yaitu sikap mendahulukan saudaranya sendiri, seperti yang pernah dilakukan oleh kaum Muhadjirin dan Anshar di Madinah, pada zaman Rasulullah ï·º dulu. Saling membantu, saling mendahulukan, dan tidak bisa jika melihat ada saudaranya yang terkena masalah, atau bersedih.

Saat ini kita bisa memberikan bantuan berupa harta, tenaga sebagai relawan, dukungan, semangat, bahkan doa. Kita bisa merasakan bagaimana jika kita pun di posisi mereka yang terkena bencana tentu hal-hal tersebut sangat kita butuhkan sekali.

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages