أن رسول الله ﷺ أمر بلالا أن يؤذن يوم الفتح على ظهر الكعبة، فأذن على ظهرها
" Nabi ﷺ memerintahkan Bilal untuk adzan di atas Ka'bah pada hari penaklukan Makkah; kemudian Bilal adzan di atas Ka'bah".
🔸Takhrij🔸
Dikeluarkan Ibn Sa'ad dalam ath-Thabaqat al-Kubra (3/125) - Thabaqat al-Badriyyin -; dari 'Arim bin al-Fadhl, dari Hammad bin Zaid, dari Ayyub, dari Ibn Abi Mulaikah, atau selainnya
🔸Kedudukan Riwayat🔸
1️⃣ 'Arim dinilai ثقة ثبت oleh Ibn Hajar (Taqrib at-Tahdzib, 889), dan الحافظ oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 4/184), dari thabaqat ke-9.
2️⃣ Hammad dinilai ثقة ثبت oleh Ibn Hajar (Taqrib at-Tahdzib, 268), dan أحد الأعلام oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 2/314), dari thabaqat ke-8.
3️⃣ Ayyub dinilai ثقة ثبت حجة oleh Ibn Hajar (Taqrib at-Tahdzib, 158), dan الإمام oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 2/146), dari thabaqat ke-5 dan Hammad meriwayatkan darinya (Tahdzib al-Kamal, 3/460).
4️⃣ Ibn Abi Mulaikah dinilai ثقة فقيه oleh Ibn Hajar (Taqrib at-Tahdzib, 524), dari thabaqat ke-3, bertemu dengan sekitar 80 sahabat Nabi ﷺ (ats-Tsiqot, 5/2).
Isnad riwayat ini shahih, tapi terkategori riwayat mursal, Ibn Abi Mulaikah dari thabaqat ke-3 (wustho min at-tabi’in) yaitu generasi pertengahan dari tabi’in. Namun beliau tidak menyebutkan sahabat yang menjadi perantara dalam riwayat tersebut.
Dalam Mushannaf Abd ar-Razaq (10/393) ada riwayat dari Salman al-Farisiy, dengan jalur dari Ayyub dikatakan
عن أبي قلابة، أن رجلا أتى سلمانَ الفارسي ... قال : أمر رسول الله ﷺ بلالا، فأذن يوم الفتح فوق الكعبة
" Dari Abu Qilabah, bahwa lelaki mendatangi Salman al-Farisiy ... Rasulullah ﷺ memerintahkan Bilal, kemudian dia adzan pada hari penaklukan Makkah di atas ka'bah ".
🔸Kandungan Hadits🔸
1️⃣ Adzan dan fathu Makkah, keduanya menunjukkan aktivitas politik Nabi ﷺ pada waktu itu. Ungkapan
أن النبي ﷺ أمر بلالا أن يؤذن
menunjukkan adanya pengangkatan Muadzin oleh kepala negara (رئيس الدولة) dan menunjukkan sempurnanya ijtihad 'aqliy (الإجتهاد العقلي) Nabi ﷺ dalam strategi politik yang syar'iy pada penaklukan Makkah.
Dikatakan sempurna, karena:
🔸 memilih pribadi yang secara asal bangsa dan fisik dipandang rendah berdasarkan pemahaman dan tolak ukur penduduk Makkah pada era jahiliyyah.
🔸 memilih pribadi yang bersuara indah.
Secara politik, negara harus menunjukkan bahwa dalam Islam kemuliaan manusia di hadapan Allah تعالى tidak ditentukan oleh asal bangsa dan fisik. Dan kepala negara mengangkat petugas untuk tugas tertentu berdasarkan sifat amanah dan kualitas kemampuannya.
2️⃣ Ungkapan على ظهر الكعبة menunjukkan bahwa adzan disuarakan dengan kondisi yang memungkinkan untuk didengar oleh banyak orang, sekalipun pada penaklukan Makkah masih ada orang-orang yang belum memeluk Islam ikut mendengar, menyaksikan dan mengomentarinya.
Di sisi yang lain, aktivitas politik ini juga menunjukkan kuat dan sempurnanya ijtihad 'aqliy Nabi ﷺ, dilihat dari segi:
Ka'bah di era jahiliyyah adalah tempat suci yang diletakkan padanya berhala, kemudian Nabi ﷺ memberi isyarat bahwa berhala yang dipandang suci oleh penduduk Makkah era Jahiliyyah itu rendah dan hina di sisi Allah تعالى dan Nabi ﷺ, hal ini ditunjukkan dengan cara semua berhala itu berada di bawah Bilal, petugas yang diangkat Nabi ﷺ selaku kepala negara (رئيس الدولة) sebagai muadzin (المؤذن) yang menyampaikan seruan resmi dalam Islam di puncak Ka'bah (ظهر الكعبة).
3️⃣ Dan kalimat adzan pada penaklukan Makkah juga memberikan makna politik yang mendalam. Diantaranya:
Ungkapan الله أكبر mengisyaratkan
أن الله أكبر من الأوثان وأكبر من الطغاة وهو الغالب على دينه
"Sungguh Allah تعالى lebih besar dari berhala itu, dan lebih besar daripada orang-orang lalim. Dan Allah تعالى pasti akan memenangkan din-Nya"
Ungkapan اشهد أن لا إله إلا الله mengisyaratkan
السيادة والحكم لله تعالى
"kedaulatan dan hukum bagi Allah تعالى"
Ungkapan أشهد أن محمدا رسول الله mengisyaratkan
أسلمه الله تعالى القيادة في الأرض ﻹﻗﺎﻣﺔ ﺃﺣﻜﺎم الله ﻭﺗﻨﻔﻴﺬ نظام الإسلام
Pada 3 ungkapan ini dan isyaratnya memang bertentangan dengan kehidupan penduduk Makkah pada era jahiliyyah, dimana ketika itu
🔸 Mereka mengagungkan berhala, dan menolong orang-orang lalim dalam merintangi Islam dan para penyerunya.
🔸 Tokoh Quraisy mengagungkan dan menjalankan ajaran sistem warisan nenek moyang, serta membuat keputusan hukum di Dar an-Nadwah berdasarkan mafahim, maqayis dan qana'ah yang dibuat oleh akal-akal mereka sendiri.
🔸 Mengisolasi, mengembargo, dan memerangi Nabi ﷺ sebagai bentuk penolakan terhadap risalah Islam dan kepemimpinan Beliau ﷺ.
Dan semua itu diruntuhkan oleh Nabi ﷺ melalui institusi negara Islam yang melebarkan sayapnya hingga mampu menaklukkan Makkah, kemudian disampaikanlah pandangan resmi negara melalui isyarat ungkapan adzan yang disuarakan oleh petugas resmi negara, muadzin, yang diangkat oleh kepala negara Islam pada penaklukan tersebut.
nas'aluLlaaha an-nushrah, wabiLlaahi at-taufiq wa al-hidayah [ibn mukhtar]