Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Friday, December 30, 2022

Mewujudkan Pemuda yang Mampu Memimpin Ummat



Peran pemuda saat ini telah bergeser dari fungsi utamanya dalam membangkitkan ummat. Ini merupakan dampak dari sekulerisme yang diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan saat ini. Hal ini tentu menjadi perhatian besar bagi mereka yang menginginkan kebangkitan Islam, terutama para Ibu.


Teh Tias sapaan akrabnya saat memandu sesi tanya jawab dalam even Ratu (Risalah Akhir Tahun 2022) yang diselenggarakan di Kota Batam (31/12/2022),  mengungkapkan kemiripan kondisi pemuda saat ini dengan di masa awal dakwah Nabi di Makkah. 


"Jika dulu (zaman jahiliah) para pemudanya membanggakan nasab atau keturunannya dari kaum bangsawan, saat ini membanggakan ia bekerja di perusahaan apa dan digaji berapa. Bukankah ada kemiripan di dalamnya? Sekuler-kapitalis telah membuat pemuda lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat materi sebagai tujuan hidup. Fokus terhadap dunianya dan lupa tentang bagaimana hidupnya kelak di akhirat," ungkapnya. 


Sementara itu, dalam Islam setiap orang adalah pemimpin dan pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya. 


"Dalam pandangan Islam, setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban. Seperti suami bertanggung jawab atas keluarganya. Istri bertanggung jawab atas pengaturan rumah tangga. Begitu pun sosok pemuda, kepemimpinan peradaban ada di tangannya," bebernya. 


Ia juga menjelaskan bahwa kerusakan pemuda hari ini adalah tanggung jawab bersama dalam memperbaikinya, termasuk para Muslimah yang bergelar ibu rumah tangga. 


"Sebagai muslim ada kewajiban melakukan dakwah secara individual sebagaimana disebutkan dalam Surat al-Ashr 1-3. Sementara untuk mewujudkan penerapan Islam yang kaffah tidak cukup dengan dakwah secara individual tetapi juga diperlukan dakwah secara berjama'ah, seperti disebutkan dalam Surat Ali Imron 104 dan 110. Telah banyak kabar gembira bagi mereka yang mampu berperan aktif dalam ranah ini. Jika kita memahaminya dengan baik, maka kita akan ikut bersegera memperjuangkan penerapan Islam. Aktif mengajak yang lain agar ikut mengambil bagian. Dari sinilah kita berpeluang mendapatkan amal jariyyah kita," tegasnya. 


"Dakwah itu mudah. Bahkan hanya bermodalkan lisan pun bisa mendapat pahala besar. Masalahnya, bagaimana itu bisa terjadi? Ilmu, berdakwah sudah tentu butuh tsaqofah Islam atau ilmu yang terus digali. Maka jangan pernah berhenti belajar. Terus meminta agar Allah karuniakan kita ilmu yang bermanfaat." Lanjutnya.


"Kepemimpinan akan kokoh jika berdiri diatas pondasi keimanan yang kuat. Ingat, Kebahagiaan itu bukan dari besar kecilnya nominal yang diperoleh. Kebahagiaan itu muncul dalam keta'atan pada Allah dan Rasul," pungkasnya. [Nai].

Dikutip dari tintamedia.web.id

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages