Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Saturday, October 8, 2022

Taat Kepada RasuluLlah



-akal dan amal tunduk pada risalah Islam-


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: " أَلا إِنِّي آتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ آخُذُ بِطَاعَةِ رَبِّي، وَمَنْ أَخَذَ مِنْ أُمَّتِي بِطَاعَتِي، فَمَنْ ثَبَتَ نَجَا، وَمَنْ خَالَفَ هَلَكَ "


"Sesungguhnya aku datang pada hari kiamat dengan ketaatan kepada Rabbku, dan siapapun dari umatku taat kepadaku, kemudian tetap taat maka dia akan selamat dan yang menyelisihi akan celaka"


🔸Takhrij Hadits🔸

Dikeluarkan oleh ath-Thabraniy dalam Musnad asy-Syaamiyyin (1/106) no.159, dari al-Hasan bin Jarir ash-Shuuriy dari Utsman bin Sa'id ash-Shaidawiy dari Sulaiman bin Shalih dari Ibn Tsauban dari Abu Amir al-Khazzaz dari Nabi صلى الله عليه وسلم .


🔹Kedudukan Hadits🔹

1️⃣ al-Hasan dinilai "الإمام" oleh adz-Dzahabiy (Siyar A'lam an-Nubala', 13/442).


2️⃣ Utsman mastur (majhul hal), lebih dari 2 hadits diriwayatkan darinya, diantaranya oleh ulama-ulama terpercaya, yaitu: al-Hasan, Ishaq bin Ibrahim al-Hindiy dinilai الامام المحدث الرباني القدة (Siyar A'lam an-Nubala, 15/478) dan ثقة عابد (Tarikh al-Islam, 7/798), Muhammad bin al-Mu'afaa dinilai ثقة عالم (Tarikh al-Islam, 7/197) dan ما علمت إلا خيرا (Sualat Hamzah lid Daruquthniy, 116). Rawi ini dijadikan hujjah (asy-Syakhshiyyah al-Islamiyyah, 1/326), ini juga pendapat sebagian ulama syafi'iyyah (Tadrib ar-Rawi, 209).


3️⃣ Sulaiman dinilai ثقة oleh Ibn Hajar (Taqrib at-Tahdzib, 409), dan صدوق oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 2/258).


4️⃣ Ibn Tsauban dinilai صدوق يخطئ oleh Ibn Hajar (Taqrib at-Tahdzib, 572) dan ثقة (al-Kasyif, 3/243).


5️⃣ Abi Amir dinilai صدوق كثير الخطأ oleh Ibn Hajar (Taqrib at-Tahdzib, 445), dan ثقة (al-Kasyif, 3/8).


Isnad hadits ini صالح "baik", berkumpul perawi mastur dan shaduq katsir al-khatha'. Utsman dijadikan hujjah sebagaimana rawi mastur yang isnad atau haditsnya diterima, diantaranya: 


📒 Abu Bakr bin Ubaidillah bin Anas : مجهول حال (Taqrib at-Tahdzib, 1117), riwayatnya dinilai "sanadnya shahih" (al-Mustadrak, 4/177) dan disepakati adz-Dzahabiy. at-Tirmidziy menilai "hadits hasan gharib" (Jami' at-Tirmidziy, 3/476),


📒 Abdurrahman bin Abi Karimah: مجهول حال (Taqrib at-Tahdzib, 596), riwayatnya dinilai "hadits shahih" (al-Mustadrak, 4/352) dan disepakati adz-Dzahabiy. at-Tirmidziy menilai "hadits hasan gharib" (Jami' at-Tirmidziy, 5/205),


📒 Abdurrahman bin Kaisan: مستور (Taqrib at-Tahdzib, 596), riwayatnya dinilai "sanad haditsnya hasan" (Hasyiyyah as-Sindiy Ala Ibn Majah, 1/324), dan Ibn Hajar menilai, 

ﺭﻭﻯ ﻋﻨﻪ اﺑﻨﻪ ﻋﺒﺪ اﻟﺮﺣﻤﻦ ﺃﺧﺮﺟﻪ اﺑﻦ ﻣﺎﺟﺔ بسند حسن

"Abdurrahman (anaknya) meriwayatkan darinya, haditsnya dikeluarkan Ibn Majah dengan sanad hasan" (al-Ishabah, 5/468).


Adapun  (صدوق يخطئ) dan  (صدوق كثير الخطأ) riwayatnya hasan, diantara dasarnya:


📒 Fulaih bin Sulaiman: صدوق كثير الخطأ (Taqrib at-Tahdzib, 787), al-Bukhariy menghasankan haditsnya (al-'Ilal al-Kabir lit Tirmidziy, 1/36)


📒 Ibn Abi laila : صدوق سيء الحفظ جدا (Taqrib at-Tahdzib, 871), Ibn Hajar menilai haditsnya dalam Sunan Ibn Majah, 5/306 no. 3747,

إِذَا اسْتَشَارَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُشِرْ عَلَيْهِ

dengan إسناده صالح "sanadnya sholih" (Taghliq at-Ta'liq, 3/253).

beralihnya penggunaan istilah حسن ke صالح karena rawi sangat (جدا) buruk hafalannya (Manhaj Dirasah al-Asanid, 117).


🔸Kandungan Hadits🔸

1️⃣ ungkapan إِنِّي آتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ "Sungguh aku datang pada hari kiamat", kata (أتى) menunjukkan: 


📒 akan tapi belum terlaksana, sebab أتى berfaedah البطء و التّأخير jadi bermakna سيأتي متأخرا  "akan datang kemudian", 


📒 kedatangan Beliau صلى الله عليه وسلم dengan ringan dan mudah (بسهولة ويُسر), sebab أتى berfaedah السهولة واليسر "ringan dan mudah". 


Bagaimana dengan umat Beliau صلى الله عليه وسلم ❔ dari alur pembicaraan (سياق الكلام) dipahami, ada yang berhasil (نَجَا), ini isyarat pada ringan dan mudah, ada pula yang celaka (هَلَكَ), ini isyarat pada berat dan sulit.

2️⃣ Redaksi يوم القيامة "hari kiamat", kata القيامة ialah mashdar (مصدر) dari قام - يقوم dan masuknya at-ta'nits (التأنيث) untuk mubalaghah (للمبالغة), dinamakan demikian karena di hari itu tegak berbagai perkara besar (يقوم فيها من الأمور العظام) seperti yang diterangkan nash-nash syar'iy (al-Yaum al-Akhir al-Qiyamat al-Kubra, 20), diantaranya

وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّهِ وُجُوهُهُم مُّسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِّلْمُتَكَبِّرِينَ [الزمر : 60]

"Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri ❔"


3️⃣ Nabi صلى الله عليه وسلم datang di hari kiamat dengan ringan, mudah dan berlimpah rahmat Allah تعالى, kenapa ❔ karena Beliau صلى الله عليه وسلم datang dengan ketaatan kepada Allah ta'ala (آخُذُ بِطَاعَةِ رَبِّي). Ini menunjukkan sepanjang hayat Beliau صلى الله عليه وسلم senantiasa taat kepada Allah تعالى.


4️⃣ Taat (طاعة) memiliki 3 rukun, yakni: 


📒 dibangun di atas akidah yang shahihah. Akidah shahihah ialah pondasi bagi akal dan amal, bila kuat maka akal akan mengikuti petunjuk Allah تعالى (al-Islam wa al-'Aql, 15-30), sehingga dikatakan

العقل مع الشرع نور على نور 

"Akal bersama syariat ialah cahaya di atas cahaya" (al-Iqtishad fil I'tiqad, 302)


ﻻ ﺃﺳﻤﻴﻪ ﻋﺎﻗﻼ ﺣﺘﻰ ﻳﻜﻮﻥ ﺧﻴﺮا ﺩﻳﻨﺎ؛ ﻷﻥ اﻟﺨﻴﺮ ﻭاﻟﺪﻳﻦ ﻣﻦ ﻣﻮﺟﺒﺎﺕ اﻟﻌﻘﻞ

"seseorang tidak disebut berakal sehingga dia mengerjakan kebaikan dan menjalankan agama, karena melakukan keduanya ialah jawaban yang lahir dari akal" (Adab ad-Dunya wa ad-Din, 26);


dan adapun amal, Allah تعالى berfirman

وَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ [النساء : 124]

"Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun wanita dan ia adalah orang yang beriman"


di ayat yang mulia ini, amal sholih ditaqyid oleh ungkapan وَهُوَ مُؤْمِنٌ "dan dia adalah orang beriman". (al-Islam Din Kamil, 11-12), ini menunjukkan bahwa aqidah ialah pondasi amal dan karenanya amal berfaedah di hari kiamat; 


📒 mengerjakan perintah (انقاد وفعل ما يؤمر به) dan sesuai dengan tuntutan (مطابقا لما يؤمر به); 


📒 murni (خالصا), sepenuh hati (طوعا) dan ridho (رضى), senang tanpa benci (رغبة بغير إكراه) (al-Islam Din Kamil, 12; Mu'jam Lughah al-Fuqaha, 258;  at-Ta'rifat, 140).


Beliau صلى الله عليه وسلم ialah manusia paling baik dan sempurna dalam mentaati Allah تعالى dengan menegakkan rukun ketaatan di segala bidang, baik ibadah, makanan, minum, pakaian, akhlak, muamalah, dan politik (السياسة) baik urusan dalam maupun luar negri (al-Islam Din Kamil, 19-22), sehingga dikatakan


أنه احسن الناس خَلْقا وخُلقا

"bahwasannya Beliau صلى الله عليه وسلم ialah sebaik-baik manusia baik fisik maupun prilakunya" (Wasilah al-Awlad ila Ma'rifah, hal. 2)


5️⃣ Ungkapan 

وَمَنْ أَخَذَ مِنْ أُمَّتِي بِطَاعَتِي، فَمَنْ ثَبَتَ نَجَا

"siapapun dari umatku taat kepadaku, kemudian tetap pada ketaatan maka dia akan selamat"


secara redaksi berkonotasi perintah untuk mentaati Beliau صلى الله عليه وسلم dengan teguh dan konsisten, indikasi yang menunjukkannya berupa jawab syarat yang terkategori pujian, yakni نَجَا "selamat atau berhasil". Perintah ini memiliki indikasi tegas sehingga hukumnya wajib, qarinah (indikasi) yang menunjukkannya ialah ungkapan "مَنْ خَالَفَ هَلَكَ" yakni menyelisihinya akan celaka. 


6️⃣ Generasi terbaik yang mentaati Nabi صلى الله عليه وسلم dengan teguh dan konsisten ialah Khulafa' ar-Rasyidin, tidak hanya mentaati Beliau صلى الله عليه وسلم dalam pemahaman (akal) dan amalan di urusan ibadah, makan, minum, pakaian dan akhlak, tetapi juga di sistem politik dan pemerintahan, sehingga disifati dengan khilafah yang mengikuti metode kenabian. wabiLlaahi at-taufiq wa al-hidayah [ibn mukhtar]

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages