أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: " لَمَّا كَانَ الْيَوْمُ الَّذِي دَخَلَ فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الْمَدِينَةَ أَضَاءَ مِنْهَا كُلُّ شَيْءٍ "
Anas berkata, "tatkala hari kedatangan Rasulullah ﷺ di Madinah, segala sesuatu menjadi terang"
🔹Takhrij Riwayat🔹
Dikeluarkan oleh Muhammad bin Sa'ad dalam ath-Thabaqat al-Kubra (1/113) no. 540, dari Muslim bin Ibrahim, dari Ja'far din Sulaiman, dari Tsabit bin Aslam al-Bunaaniy, dari Anas bin Malik رضي الله تعالى عنهم .
🔸Kedudukan Riwayat🔸
1️⃣ Muslim dinilai ثقة oleh Ibn Hajar (Taqrib at-Tahdzib, 937), dan الحافظ oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 4/275).
2️⃣ Ja'far dinilai صدوق زاهد oleh Ibn Hajar (Taqrib at-Tahdzib, 199), dan ثقة فيه شيء oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 2/209). Maksud فيه شيء ialah Ja'far penganut syiah (Taqrib at-Tahdzib, 195; al-Kasyif, 2/209).
3️⃣ Tsabit dinilai ثقة عابد oleh Ibn Hajar (Taqrib at-Tahdzib, 185), dan كان رأسا في العلم oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 2/185).
Isnad riwayat ini shahih, adapun Ja'far ialah perawi shoduq (صدوق) dan tsiqoh (ثقة). Tentang mazhab yang dianutnya, maka berlaku kaedah tentang
رواية الفرق الاسلامية
"periwayatan kelompok-kelompok islam"
ini topik penelitian (موضع نظر), pembahasan (موضع بحث), dan ada perincian keadaan mereka (تفصيل في شأنهم) (an-Nabhaniy, asy-Syakhshiyyah al-Islamiyyah, 1/328-329).
Riwayat Ja'far diterima karena terpenuhinya kaedah menerima riwayat dari al-firaq al-islamiyyah, dan al-Bazzar menilai وأما حديثه فمستقيم "dan adapun haditsnya maka lurus" (Tahdzib at-Tahdzib, 1/306). Ulama hadits mencatat riwayatnya dalam kutub ash-Shihah (Shahih Muslim, Shahih Ibn Khuzaimah, Shahih Ibn Hibban, al-Ahadits al-Mukhtarah, dan al-Mustadrak). Dalam al-Mustadrak riwayatnya dinilai Shahih dan disepakati oleh adz-Dzahabiy,
🔹Kandungan Riwayat🔹
1️⃣ Anas bin Malik رضي الله عنه ialah sahabat dan pelayan Nabi صلى الله عليه وسلم di Madinah, sejak usia 10 tahun,
ﻗﺪﻡ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ ﻭﺃﻧﺎ اﺑﻦ ﻋﺸﺮ ﺳﻨﻴﻦ
"Nabi صلى الله عليه وسلم tiba di Madinah, dan saya berumur 10 tahun" (al-Ishobah, 1/276)
dan bersama Nabi صلى الله عليه وسلم selama 10 tahun,
ﻓﺨﺪﻣﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﺸﺮ ﺳﻨﻴﻦ
"saya melayani Rasulullah صلى الله عليه وسلم 10 tahun" (Tahdzib al-Kamal, 3/364).
Anas menyaksikan kondisi Madinah sebelum dan sesudah kedatangan Nabi صلى الله عليه وسلم. Oleh karena itu, riwayat beliau berisi informasi berharga dan pelajaran penting.
2️⃣ Madinah sebelum hijrah Nabi صلى الله عليه وسلم terjadi perpecahan, perang antara suku besar (Wafa' al-Wafa bi Akhbar Dar al-Mushthafa', 1/170), ada tokoh-tokoh yang tidak beriman, sombong, meremehkan kecendrungan pada Islam seperti yang dilakukan Abul Haisar kepada Iyas (Tarikh al-Islam, 1/288), berpegang teguh pada ajaran jahiliyyah, keras kepala, tidak mau berhukum dengan selain hukum jahiliyyah, dan tidak ingin Madinah dipimpin oleh pihak lain dari luar Madinah, kondisi ini berubah setelah perang Bu'ats walau masih menyisakan tokoh sebagaimana pendahulunya (Wafa' al-Wafa bi Akhbar Dar al-Mushthafa', 1/172).
3️⃣ Ungkapan
لَمَّا كَانَ الْيَوْمُ الَّذِي دَخَلَ فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الْمَدِينَةَ
"tatkala hari kedatangan Rasulullah ﷺ di Madinah"
Redaksi لمّا setelah fiil madhi ialah لمّا الحينية "isim yang menunjukkan keterangan waktu", dan ungkapan ini bermakna يومَ هِجْرتِه إليها "hari hijrahnya Nabi صلى الله عليه وسلم ke Madinah". Adanya hijrah terindikasi sejak awal wahyu, dan Allah تعالى membimbing Nabi صلى الله عليه وسلم untuk meraih kekuasaan yang menolong.
📗 Indikasi awal akan adanya hijrah:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَمُخْرِجِيَّ هُمْ فَقَالَ وَرَقَةُ نَعَمْ لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا عُودِيَ
"Adakah kaumku akan mengusirku?" Tanya Nabi ﷺ. Waraqah menjawab; 'Iya, tidak ada seorang pun yang membawa seperti yang kau bawa, melainkan ia akan dimusuhi" (Shahih al-Bukhariy, 1/7 no. 3)
hadits ini memberi isyarat akan dikeluarkannya Nabi صلى الله عليه وسلم oleh kaumnya, huruf jawab (نَعَمْ) berfaedah إعلام , yakni Waraqah memberitahu أنه مهجر "bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم akan dikeluarkan", ini indikasi akan adanya hijrah karena dimusuhi oleh kaumnya (asy-Sya'rawiy, al-Hijrah an-Nabawiyyah, 93-96).
📗 Hijrah, Kekuasaan dan Kepemimpinan:
Hijrah merupakan perintah dari Allah تعالى, Ibn 'Abbas menuturkan
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَكَّةَ ثُمَّ أُمِرَ بِالْهِجْرَةِ
"Nabi ﷺ berada di Makkah lalu diperintahkan berhijrah" (Jami' at-Tirmidziy, 5/207 no. 3139)
kemudian turun ayat
وَقُل رَّبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَل لِّي مِن لَّدُنكَ سُلْطَانًا نَّصِيرًا [الإسراء : 80]
Dan katakanlah: "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara benar dan keluarkanlah secara benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang menolong"
Kekuasaan yang menolong ialah
اﻟﻌﺰ ﻭاﻟﻨﺼﺮ ﻭﺇﻇﻬﺎﺭ ﺩﻳﻨﻪ ﻋﻠﻰ اﻟﺪﻳﻦ ﻛﻠﻪ
"kekuatan, sokongan, dan kemenangan Islam atas segala din yang ada" (Tafsir al-Qurthubiy, 10/313)
Dengan kekuasaan ini akan ditegakkan karakter masyarakat, tatanan politik, sosial, ekonomi, pendidikan yang bersumber dari wahyu, kitab yang diturunkan, hikmah yang diilhamkan, dan keteladanan yang dipraktekkan, dan tersebarnya Islam ke seluruh alam (ash-Shadiq 'Arjun, Muhammad RasuluLlah, 2/493-494; an-Nabhaniy, ad-Daulah al-Islamiyyah, 48-49). Kekuasaan ini ialah kekuasaan politik pada institusi Daulah
ﻛﺎﻧﺖ اﻟﻬﺠﺮﺓ اﻟﻨﺒﻮﻳﺔ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ اﻟﻤﻨﻮﺭﺓ (ﻳﺜﺮﺏ) ﻭﻣﺎ ﺳﺒﻘﻬﺎ ﻣﻦ ﺑﻴﻌﺘﻲ اﻟﻌﻘﺒﺔ ﺃﺳﺎﺳﺎ ﻓﻲ ﻧﺸﺄﺓ ﺃﻭ ﺗﻜﻮﻳﻦ اﻟﺪﻭﻟﺔ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ... ﻭﻛﺎﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻳﻤﺎﺭﺱ ﺳﻠﻄﺎﻧﻪ اﻟﺴﻴﺎﺳﻲ ﻓﻲ ﺗﻨﻔﻴﺬ اﻟﻘﻮاﻧﻴﻦ ﻭاﻷﻧﻈﻤﺔ اﻟﻤﺸﺮﻋﺔ، ﻭﺗﺄﺩﻳﺐ اﻟﻌﺼﺎﺓ، ﻭﻣﻌﺎﻗﺒﺔ اﻟﺠﻨﺎﺓ، ﻭﻋﻘﺪ اﻻﺗﻔﺎﻗﺎﺕ ﺃﻭ اﻟﻤﻌﺎﻫﺪاﺕ ﻭﻣﺤﺎﺭﺑﺔ اﻷﻋﺪاء
"Hijrah Nabi صلى الله عليه وسلم ke Madinah dan peristiwa sebelumnya, diantaranya Bai'at al-'Aqabah adalah pondasi bagi tumbuh dan terbentuknya ad-Daulah al-Islamiyyah ... Nabi صلى الله عليه وسلم menggunakan kekuasaan politiknya dalam menegakkan undang-undang dan peraturan, menta'dib pelaku maksiat, menjatuhkan sanksi atas kejahatan, menjalin kesepakatan dan perjanjian, serta memerangi musuh di luar wilayah kekuasaan" (Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu).
Diraihnya kekuasaan yang menolong ini melalui metode yang syar'iy, dengan dakwah tanpa kekerasan, ada pembinaan, membangun kesadaran umum masyarakat (Shifat ash-Shafwah, 1/147) atas dasar Islam, serta munculnya dukungan ahl an-nushrah (Tarikh al-Islam, 1/289-309).
4️⃣ Ungkapan أَضَاءَ مِنْهَا كُلُّ شَيْءٍ "segala sesuatu menjadi terang" bermakna أشرَقَت المدينةُ بالخيرِ والبرَكةِ "Madinah bercahaya dengan kebaikan dan barokah", ini menjelaskan bahwa segala sesuatu di Madinah bersuka cita dan sangat gembira dengan kedatangan RasuLlah صلى الله عليه وسلم yang akan menegakkan Islam ke atas mereka. Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah sosok mulia dan ajaran Islam adalah kabar gembira, rahmat dan petunjuk. WabiLlaahi at-taufiq wa al-hidayah [ibn mukhtar]