Mendung-mendung gini.. Bikin hati ikut melow. Teringat lagi lagu tentang ibu.
Apa kabar bu? Sehat-sehat ya bu.. 😢
Rencana mudik, ambyar saat covid bertamu. Sementara banyak yang akhirnya terpaksa pulkam karena ga ada lagi yang bisa dikerjakan dalam perantauan untuk menyambung hidup.
Eh?! Emang beda ya mudik dan pulkam? 🤔
Entahlah.. 😂
Yah. Intinya.. keluarga yang biasa ngumpul dalam suasana bahagia mendekati hari raya, kini ikut mendung.
Keluarga, lingkungan pertama manusia mengenal dunia. Juga menjadi harapan untuk menjadi lingkungan terakhir manusia menuju alam lain. Keluarga juga sebagai tempat Allah melimpahkan rahmat-Nya dunia dan akhirat.
"Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira." (TQS. Al Insyiqaq : 7-9)
Klo dalam tafsir al-baidhawy asy-syafi'iy, kaumnya dimaknai dengan keluarganya.
Bagaimanapun juga, bicara keluarga sama seperti membicarakan diri sendiri. Begitu eratnya hubungan keluarga dan diri. Apalagi bila dibangun dengan pemikiran, perasaan, dan aturan yg sama.
Setiap kita, ingin memiliki keluarga yang bahagia. Berlomba-lomba mewujudkan surga dalam keluarga.
Kebahagiaan ini ditunjukkan hanya dalam dua tolok ukur. Materi atau Ridlo Allah Ta'ala. Jika ia menjadikan materi sebagai tolok ukur bahagianya. Sadar tidak sadar, ia telah menggadaikan akhirat untuk dunianya. Sebaliknya, jika ia menjadikan ridlo Allah Ta'ala sebagai tolok ukur kebahagiaannya. Maka Allah Ta'ala janjikan dunia akan mengikutinya.
Apa maksudnya orang-orang yang mengejar ridlo Allah Ta'ala pasti kaya? 😯Kaya harta, belum tentu. Tergantung bagaimana Allah tetapkan harta untuknya. Kaya batin. Iya, in syaa Allah 😍
Kaya batin inilah kebahagiaan sejati. Yang membuat dia ridlo apapun qadla yang Allah Ta'ala tetapkan untuknya. Hingga tidak ada kesedihan saat Allah ta'ala sempitkan materinya. Tak ada juga kegilaan saat tiba-tiba Allah ta'ala berikan dunia dalam genggamannya.
Dia memahami bahwa Allah Ta'ala tidak akan mungkin menetapkan keburukan untuknya. Keputusan Allah Ta'ala untuknya adalah hasil pilihan terbaik dari Dzat Yang Maha Luas IlmuNya dan Maha penyayang.
Ketika terhadap orang-orang dzalim saja, Allah Ta'ala tetap tunjukkan sayang-Nya. Apa lagi terhadap kekasih-kekasihNya. SayangNya pasti abadi.
Maka ia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melaksanakan perintah Allah Ta'ala:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (TQS. At-Tahrim: 6)
Bagaimana caranya? Bersungguh-sungguh dalam mempelajari Islam. Menyempurnakan dalam mengamalkannya. Dan tidak bosan menyampaikan Islam untuk diterapkan kepada siapa saja terutama keluarganya.
Dengan demikian, ia berharap Allah akan menjadikan diri dan keluarganya sebagai bagian dari kekasih-kekasih Allah Ta'ala.
Wallaahu a'lam bish showwab
Ummu Zahroh (Ibu Rumah Tangga )