Manusia diciptakan dengan dua telinga dan satu mulut. Katanya, agar manusia lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.
Bukan karena berbicara itu buruk. Tapi memang berbicara tanpa batasan, kan dapat berdampak buruk. Iya toh?! 😎
Lalu di sisi lain juga, kalau saja kita tidak fokus mendengarkan, maka masalah hampir dipastikan akan menyapa bahkan merangkul kita. Tidak percaya? Kalau begitu, coba sebutkan, pernahkah salah dengar menghantarkan kita pada kebaikan? 😎
Masalah yang diakibatkan dari salah mendengar, minimal menjadikan kita sebagai bahan candaan. Maksimal? Terjadi kerusakan, baik untuk dunia yang kita tinggali atau kampung akhirat tempat kita kembali kelak.
Mendengar saja juga tidak cukup menjadikan kita selamat. Contohnya yang paling dekat saat ini. Wabah yang terjadi di sekitar kita adalah masalah. Dalam menyelesaikan wabah, penguasa dihadapkan pada dua pilihan. Dengar dan ikut perintah Allah atau tidak.
Jika mau mendengar dan ikuti perintah Allah, maka penguasa dituntut untuk mengeluarkan dana yang tidak sedikit dalam memenuhi hajat hidup orang banyak. Sebab masyarakat dibatasi akitivitasnya selama lockdown. Kesehatan juga tidak murah, dan dijamin sepenuhnya oleh negara.
Di sisi lain, posisi penguasa tidak sebagaimana biasanya yang bertugas menyuruh saja. Tapi penguasa dikembalikan fungsinya sebagai pelayan ummat.
Berat. Karenanya penguasa memilih yang lain dengan pertimbangan ekonomi. Ingin agar tidak banyak mengeluarkan dana tapi perekonomian tetap tumbuh di tengah wabah. Lalu masyarakat dituntut mandiri dengan bantuan seadanya. Agar tidak ada yang tumbang, yang disorot adalah kepekaan masyarakat, setelah sekian lama masyarakat dididik untuk individualis. Masyarakat juga tidak boleh libur dari aktivitas ekonomi dengan jaminan kesehatan ala kadarnya.
Akhirnya, kita dapati masalah tidak kunjung selesai. Justru berbuah masalah. Banyak sekali masalah terjadi di tengah-tengah masyarakat. Chaos membayangi.
Padahal akar masalah mengapa semuanya saat ini tidak beruntung, sebagian besar disebabkan oleh penguasa yang tidak mau mendengar lalu menta'ati apa yang diperintahkan Allah Ta'ala. Karena mendengar saja tidak ada gunanya jika tidak diikuti dengan ta'at. Sebagai mana firman Allah Ta'ala dalam terjemah QS. An-Nur ayat 51-52:
"Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan RasulNya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, ialah ucapan, 'kami mendengar dan kami patuh.' Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan."
Yuk, sama-sama kita semua kembali menta'ati perintah Allah dan Rasul agar Allah Ta'ala ridho. Maka mudah bagi-Nya menjadikan semua kesulitan yang kita hadapi saat ini sirna. Lalu Allah Ta'ala menjadikan kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung. Wallahu a'lam bish showwab [Ummu Zahroh]