Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Thursday, December 11, 2014

Kepala Negara dan Izin Kepemilikan Tanah

Syaikh Kamal as-Sa'id Habib pernah mengutarakan:


و هو ما يوضح أن النص قد قاله الرسول بصفته اماما للأمة و بالتابي فإن إذن الإمام يصبح شرطا للتملك لا مجرد الاحياء ... - الأقليات و السياسة في الخبرة الاسلام، ص 23


Dapat dipahami dengan jelas konteks nash hadits itu diungkapkan oleh Rasul sebagai imam (penguasa) bagi umat. hingga izin al-Imam menjadi syarat bagi kepemilikan tanah bukan sekedar menghidupkan tanah mati.

Ungkapan syaikh Kamal berkaitan dengan penjelasan imam Abu Hanifah yang tertera dalam kitab al-Kharaj Abu Yusuf:
قَدْ كَانَ أَبُو حَنِيفَةَ رَحِمَهُ اللَّهُ يَقُولُ: مَنْ أَحْيَا أَرْضًا مَوَاتًا فَهَل لَهُ إِذَا أَجَازَهُ الإِمَامُ، وَمَنْ أَحْيَا أَرْضًا مَوَاتًا بِغَيْرِ إِذْنِ الْإِمَامِ فَلَيْسَتْ لَهُ ... -الكتاب : الخراج | المؤلف : أبو يوسف الأنصاري -المتوفى : 182هـ
Imam Abu Hanifah rahimaHuLlaah berkata: siapa saja yang menghidupkan tanah mati, maka tanah itu menjadi miliknya atas izin al-Imam. Dan barangsiapa menghidupkan tanah mati tanpa izin al-Imam, maka tanah itu tidak menjadi miliknya

Sudah masyhur dalam kitab para ulama ketika menyebut al-imam secara mutlak tanpa ada batasan, maka yang dimaksud ialah ra'is a'la lid daulah (pemimpin tertinggi dari sebuah negara). Dari sini kita mengambil pelajaran, sedikitnya dua hal:
1. Rasulullah saw. ketika mengutarakan hadits tersebut dalam konteks Beliau sebagai kepala negara.

2. Hadits yang Beliau saw. ungkapkan berkaitan dengan menghidupkan tanah mati juga hadits-hadits lainnya merupakan ketentuan bagi umat Islam hingga akhir zaman. Tanpa pengaturan dari penguasa negara dalam hal menghidupkan tanah mati bisa menimbulkan gejolak ditengah masyarakat dikarenakan saling mengklaim dan lain sebagainya.

Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages