Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Wednesday, February 29, 2012

Menapaki Jalan Teladan Dalam Menjalani Da'wah

Dalam kitab Tarikh al-Islam, Imam adz-Dzahabiy (w. 748 H) diungkapkan :

وقال سليمان التيمي عن ابي عثمان عن قبيصة بن المخارق وزهير بن عمرو قالا: لما نزلت {وأنذر عشيرتك الأقربين} انطلق رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى رضمة من جبل فعلاها ثم نادى: يا بني عبد مناف إني نذير إنما مثلي ومثلكم كرجل رأى العدو فانطلق يربأ أهله فخشي أن يسبقوه فهتف: يا صباحاه أخرجه مسلم 


".... ketika turun ayat {wa an-dzir 'asyirotakal aqrobin}, maka Nabi saw. naik ke sebuah bukit dan menyeru: Wahai Bani Abdi Manaf ! Sesungguhnya aku hanya pemberi peringatan, perumpamaanku dan kalian adalah seperti seseorang yang melihat musuh kemudian ia menyelamatkan keluarganya. ; kemudian beliau mengejar keluarganya dan berkata : wahai kawan-kawan ! kemarilah " - diriwayatkan Muslim [Tarikh al-Islam, juz 1 hlm. 144]



Keberadaan kita di tengah masyarakat saat ini seperti keberadaan Rasul & para Sahabat di tengah-tengah masyarakat Makkah, bukan dari konteks individu penduduknya tapi dari konteks peran akan keberadaan kita yaitu interaksi kita sebagai bagian dari kutlah siyasi ialah berda'wah di tengah masyarakat agar mereka selamat dari Adzab Alloh.


Memang dalam menapaki jalan dakwah ini bisa jadi kita merasa khawatir akan respon masyarakat tentang dakwah kita sehingga kita memilih untuk berdiam diri dan meninggalkan dakwah, namun hal itu tidaklah seyogyanya menjadi pilihan kita karena bila demikian kita pun akan merasakan pedihnya siksa dari Alloh ta'ala bila kita meninggalkan dakwah. Bahkan Rasul saw. sendiri pernah mendapatkan ancaman adzab tersebut.

وقال يونس بن بكير عن ابن إسحاق حدثني من سمع عبد الله بن الحارث بن نوفل واستكتمني اسمه عن ابن عباس عن علي قال: لما نزلت {وأنذر عشيرتك الأقربين} قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: عرفت أني إن بادأت قومي رأيت منهم ما أكره فصمت عليها فجاءني جبريل فقال: يا محمد إنك إن لم تفعل ما أمرك به ربك عذبك 

"... ketika turun ayat {wa andzir 'asyirotakal aqrobin}, maka Rasul saw berkata: aku mengetahui bila aku mengajak kaumku maka aku akan memperoleh sesuatu yang tidak aku sukai dari mereka. Oleh karena itu aku diam dan tidak melakukannya; Maka Jibril mendatangiku dan berkata : Wahai Muhammad ! jika kamu tidak melaksanakan apa yang diperintahkan Rabb-mu maka Dia akan mengadzabmu." (Imam Adz-Dzahabiy, Tarikh al-Islam, juz 1 hlm 144 - 145)


Bagi siapa saja yang berinteraksi di tengah masyarakat dan dia bersabar atas segala respon dari masyarakat, maka dia akan mendapatkan keutamaan, dimana keutamaan sabar dalam hal yang demikian jauh lebih besar dari keutamaan berinfaq. Dalam hadits riwayat imam at-Tirmidziy

عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِنَّ الْمُسْلِمَ إِذَا كَانَ مُخَالِطًا النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ خَيْرٌ مِنَ الْمُسْلِمِ الَّذِى لاَ يُخَالِطُ النَّاسَ وَلاَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ »

"sesungguhnya seorang muslim yang berinteraksi ditengah masyarakat dan bersabar atas reaksi dari mereka adalah lebih baik daripada muslim yang tidak berinteraksi dan tidak bersabar atas respon dari mereka" (Sunan at-Tirmidzi, 9 : 416)

Seyogyanya kita memperkuat Islam dengan keislaman kita, yaitu dengan melakukan berbagai kebaikan di tengah masyarakat sebagai aktivitas fardiyah kita, seperti Abu Bakr yang merupakan bagian dari Kutlah Shohabat tetap berbuat kebaikan sebagai bentuk aktivitas individu beliau yang sejalan dengan kebaikan Islam yaitu membebaskan kaum muslimin yang disiksa dengan hartanya, menjamu makan seseorang , dll .... banyak sekali riwayat yang memberi gambaran demikian yang terjadi di Makkah (sebelum hijrah ke Madinah) ...


contoh : Abu Bakr menjamu Abu Dzar (ketika pertama kali datang ke Makkah dan memeluk Islam)

قال أبو بكر: إئذن لي يا رسول الله في طعامه الليلة ففعل فانطلقا وانطلقت معهما حتى فتح أبو بكر بابا فجعل يقبض لنا من زبيبن الطائف فكان ذلك أول طعام أكلته بها. قال فغبرت ما غبرت ثم أتيت رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: إني قد وجهت إلى أرض ذات نخل لا أحسبها إلا يثرب فهل أنت مبلغ عني قومك لعل الله أن ينفعهم بك ويأجرك فيهم

"Abu Bakr berkata : Wahai Rasululloh, izinkanlah aku untuk menjamunya malam ini. Maka beliau pun mengizinkannya. Kemudian kami pergi ke rumah Abu Bakr. Sesampainya di rumahnya ia memberiku roti buatan Thoif, itulah malam pertama aku memakan makanan. Aku pun makan dengan kenyangnya an setelah itu aku mendatangi Rasululloh, maka beliau berkata kepadaku : sesungguhnya aku diutus ke suatu negeri yang berkurma yang menurutku Yatsrib, maka apakah engkau sudi enjadi mubaligh bagi kaummu, barangkali Alloh akan memberi hidayah kepada mereka dengan perantaraanmu ? " (Imam adz-Dzahabiy, Tarikh al-islam, juz 1 hlm 168-169)


izin dari Rasul untuk Abu Bakr menunjukkan bolehnya seseorang melakukan aktivitas kebaikan individu yang sejalan dengan Islam diluar aktivitas mereka sebagai bagian dari kutlah da'wah sebelum tegaknya Daulah Islam di Madinah.


Walloh ta'ala a'lam

semoga tulisan singkat ini bermanfaat .... n_n

Ummu Zahroh


Post Top Ad

Your Ad Spot

Pages